Misery
Februari 2022, memasuki bulan ketujuh aku tinggal permanen bersama orang tua setelah seumur hidupku. And yeah we face the odds. Buatku, to be honest. It started the day when my mom was ignoring me, the same as...today maybe. It's always so devastating. I pretend that i don't care too. Tapi jelas saja pikiranku selalu meraba, kekeliruan apa lagi yang aku lakukan? Aku pun ga sepenuhnya selalu benar atau selalu menjadi korban. Ada hari dimana kita saling melemparkan kata-kata yang menyayat. Aku yang selalu tidak bisa terima bagaimana itu selalu harus aku yang memaklumi segala tindakannya. Yang buatku bukan sekadar hanya diulik dari satu waktu tragedi itu saja. Adalah daftar panjang hidupku yang terpaksa kulalui dengan getir. Gak se tragis itu juga sih, namun tetap saja hal yang valid untuk tidak dihiraukan. Aku yang sedari kecil dibawa pulang kampung nenek karena kedua orang tuaku sibuk bekerja. Waktu itu mereka tidak punya pilihan lain, bukan berarti juga mereka tidak berusaha...